Rabu, 25 Maret 2015

Semangat Indonesia Sukseskan Peringatan KAA Ke-60

Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA; kadang juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika. Pelaksanaan pertama Konferensi Asia-Afrika berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya. KAA di Bandung berhasil meraih kesuksesan baik dalam merumuskan masalah umum, menyiapkan pedoman operasional kerjasama antarnegara Asia-Afrika, serta menciptakan ketertiban dan perdamaian dunia. Hasil dari pertemuan tersebut kemudian dikenal sebagai "10 Dasasila Bandung" dimana di dalamnya memuat cerminan  penghargaan terhadap hak asasi manusia, kedaulatan semua bangsa, dan perdamaian dunia.
Setelah lama sejak pelaksanaan Koferensi Asia-Afrika yang pertama, Indonesia dan negera-negara Koferensi Asia-Afrika lainnya kembali memperingati lima puluh tahun sejak pertemuan bersejarah tersebut, para Kepala Negara negara-negara Asia dan Afrika telah diundang untuk mengikuti sebuah pertemuan baru di Bandung dan Jakarta antara 19-24 April 2005. Sebagian dari pertemuan itu dilaksanakan di Gedung Merdeka, lokasi pertemuan lama pada 50 tahun lalu. KTT Asia–Afrika 2005 menghasilkan NAASP (New Asian-African Strategic Partnership, Kerjasama Strategis Asia-Afrika yang Baru), yang diharapkan akan membawa Asia dan Afrika menuju masa depan yang lebih baik berdasarkan ketergantungan-sendiri yang kolektif dan untuk memastikan adanya lingkungan internasional untuk kepentingan para rakyat Asia dan Afrika.
Dan sekarang momen bersejarah Konferensi Asia Afrika menginjak usia ke-60 pada 2015 ini. Peringatan konferensi yang sangat berpengaruh terhadap perdamaian dunia tersebut akan berlangsung 19-24 April di Bandung dan Jakarta. Tema yang akan diusung dalam Peringatan ke-60 tahun Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika adalah perkuatan, straightening, dan kerjasama selatan-selatan. Konferensi Asia Afrika kali ini akan dihadiri Sekitar 31 kepala negara atau wakil kepala negara dan pemerintahan dan para delegasi dari 89 negara akan berpartisipasi dalam Peringatan 60 Tahun KAA 2015.
Rangkaian kegiatan telah disiapkan oleh Indonesia untuk mensukseskan acara tersebut meliputi  pertemuan internal antarwakil negara pada 19-23 April 2015 di Jakarta. Rencananya dimulai pertemuan tingkat pejabat tinggi, diteruskan dengan pertemuan tingkat menteri, dan diakhiri dengan pertemuan tingkat kepala negara/pemerintahannya. Sementara itu, acara puncak peringatan akan berlokasi di Bandung, tepatnya di Gedung Merdeka yang sekarang disebut sebagai Gedung Asia Afrika. Gedung tersebut adalah lokasi dimana Konferensi Asia Afrika dulu dilaksanakan pada 1955.
Sebagai tuan rumah peringantan KAA ke-60, Indonesia telah menyiapkan keamanan super ketat mulai dari pengawalan delegasi-delegasi negara yang menghadiri KAA,  mensterilkan jalan-jalan protokol dengan sistem buka tutup jalan yang akan dilalui peserta KAA, penjagaan yang serba ketat di tempat-tempat yang akan dikunjungi peserta KAA oleh Paspampres, polisi, dan TNI, hingga penutupan penerbangan umum di Bandara Halim Perdanakusuma dan juga Bandara Husein Sastranegara yang akan digunakan sebagai fasilitas utama para tamu negara peserta KAA. Selain pengamanan yang maksimal Indonesia pun telah menyiapkan fasilitas-fasilitas lainnya untuk para peserta KAA diantaranya mendapat fasilitas kendaraan mewah dimana setiap masing-masing negara mendapatkan kendaraan sebanyak 12 unit dan dua unit motor gede. Dan juga terdapat fasilitas penginapan hotel berbintang lima bagi para tamu peserta KAA yang diantaranya disediakan kamar khusus ‘president suite’ yang dilengkapi keamanan dengan kaca anti peluru. Tidak hanya itu, penyelenggaraan peringatan 60 tahun KAA mendapat perhatian serius dari dunia. Tak kurang ribuan wartawan dalam dan luar negeri meliput prosesi konferensi tingkat internasional itu. Atas dasar itu, Indonesia telah menyiapkan fasilitas media center sangat penting disediakan guna mendukung kelancaran proses liputan. Dari penyedian fasilitas-fasilitas tersebut itu membuktikan bahwa Indonesia sebagai tuan rumah sangat siap memperingati KAA ke-60, dengan ini akan berpengaruh menaikkan citra Indonesia dimata dunia yang sukses menyelenggarakan acara Internasional tersebut.
Dalam Perhelatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 tidak hanya semangat  yang menggelora di antara petinggi kepala negara dan pemerintahan negara kawasan Asia-Afrika saja tetapi sampai di dada masyarakat Indonesia sebagai tuan rumah yang menambah suksesnya acara tersebut, hal ini karena adanya peran masyarakat Indonesia khususnya warga kota Jakarta dan Bandung yang ikut serta dan antusias yang sangat tinggi dalam mensukseskan peringantan KAA ke-60 tersebut, hal ini terlihat dari banyaknya warga jakarta yang rela berjalan kaki untuk sampai ke lokasi kerjanya saat KAA diadakan itu merupakan penerimaan warga atas penyelenggaraan KAA 2015. Selain warga Jakarta, warga kota Bandung memperlihatkan rasa bangga dan semangat mereka dalam menggelar KAA ke-60 yang dimana puncak acara tersebut akan dilaksanakan dikotanya. Banyak warga yang penasaran ingin menyaksikan kedatangan para delegasi KAA dari Bandara Huseinsastranegara Bandung, ribuan warga kota bandung dan para pelajar menyanyikan lagu "Halo-Halo Bandung" saat menyambut kedatangan delegasi negara-negara peserta Peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung. Lagu ciptaan Ismail Marzuki ini dipilih sebagai pengganti ucapan selamat datang di Kota Bandung.
Untuk puncak acara peringatan KAA ke-60 yang akan dilaksanakan di kota Bandung telah disiapkan berbagai acara, diantaranya Jalan Sejarah (Historical Walk) dari Hotel Savoy Homann menuju gedung merdeka, setelah itu akan ada penandatangan Pesan Bandung (Bandung Message) secara simbolis. Selain itu peserta KAA sepakat untuk memilih Bandung sebagai Ibu Kota Asia dan Afrika, karena memiliki sejarah panjang dalam menginspirasi negara-negara di kedua benua tersebut dalam memperoleh kemerdekaan. Dengan ini semoga kota Bandung akan semakin dikenal dimata dunia internasional.
Setelah Konferensi Asia Afrika 2015 resmi berakhir. Tiga dokumen penting lahir dari Penyelenggaraan KAA tersebut. Salah satunya yang paling ditunggu adalah deklarasi kemenerdekaan Palestina. Dua deklarasi lainnya adalah pesan Bandung dan Deklarasi Penguatan kemitraan Strategis Baru Asia-Afrika. Ini merupakan suara kebangkitan bangsa-bangsa Asia Afrika yang tidak bisa tergantikan oleh siapapun. Oleh sebab itu, suara dan keputusannya tidak dapat diabaikan oleh siapa pun. Dan dengan ini semoga negara Asia-Afrika dapat menggelorakan kembali inti perjuangan Selatan-Selatan yaitu kesejahteraan, solidaritas, dan stabilitas negara-negara Asia-Afrika.
Dari hasil KAA 2015 tersebut tentunya masyarakat Indonesia dan masyarakat negara-negara Asia Afrika lainnya berharap  meminta seluruh negara mengimplementasikan tiga dokumen hasil KAA ke-60. Dengan hasil KAA yang cenderung normatif ini, menjadi tantangan tersendiri bagaimana itu diimplementasikan negara-negara yang mengikuti KAA. Tidak boleh berhenti di dokumen saja tapi harus direalisasikan jangan jadi pajangan. Apa yang masih lemah harus diimplementasikan. Terlebih, Indonesia sebagai tuan rumah harus menjadi contoh bagi negara lain untuk serius mengimplementasikan hasil KAA tersebut bersama-sama. Setidaknya dengan cara itu Indonesia akan semakin dipandang dan dihormati oleh negara lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar