Konferensi
Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA; kadang juga
disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia
dan Afrika. Pelaksanaan pertama Konferensi Asia-Afrika berlangsung antara 18
April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan
mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan
kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara
imperialis lainnya. KAA di Bandung berhasil meraih kesuksesan baik dalam
merumuskan masalah umum, menyiapkan pedoman operasional kerjasama antarnegara
Asia-Afrika, serta menciptakan ketertiban dan perdamaian dunia. Hasil dari
pertemuan tersebut kemudian dikenal sebagai "10 Dasasila Bandung"
dimana di dalamnya memuat cerminan
penghargaan terhadap hak asasi manusia, kedaulatan semua bangsa, dan
perdamaian dunia.
Setelah
lama sejak pelaksanaan Koferensi Asia-Afrika yang pertama, Indonesia dan
negera-negara Koferensi Asia-Afrika lainnya kembali memperingati lima puluh
tahun sejak pertemuan bersejarah tersebut, para Kepala Negara negara-negara
Asia dan Afrika telah diundang untuk mengikuti sebuah pertemuan baru di Bandung
dan Jakarta antara 19-24 April 2005. Sebagian dari pertemuan itu dilaksanakan
di Gedung Merdeka, lokasi pertemuan lama pada 50 tahun lalu. KTT Asia–Afrika
2005 menghasilkan NAASP (New Asian-African Strategic Partnership, Kerjasama Strategis
Asia-Afrika yang Baru), yang diharapkan akan membawa Asia dan Afrika menuju
masa depan yang lebih baik berdasarkan ketergantungan-sendiri yang kolektif dan
untuk memastikan adanya lingkungan internasional untuk kepentingan para rakyat
Asia dan Afrika.
Dan
sekarang momen bersejarah Konferensi Asia Afrika menginjak usia ke-60 pada 2015
ini. Peringatan konferensi yang sangat berpengaruh terhadap perdamaian dunia
tersebut akan berlangsung 19-24 April di Bandung dan Jakarta. Tema yang akan
diusung dalam Peringatan ke-60 tahun Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia
Afrika adalah perkuatan, straightening, dan kerjasama selatan-selatan. Konferensi
Asia Afrika kali ini akan dihadiri Sekitar 31 kepala negara atau wakil kepala
negara dan pemerintahan dan para delegasi dari 89 negara akan berpartisipasi
dalam Peringatan 60 Tahun KAA 2015.
Rangkaian
kegiatan telah disiapkan oleh Indonesia untuk mensukseskan acara tersebut
meliputi pertemuan internal antarwakil
negara pada 19-23 April 2015 di Jakarta. Rencananya dimulai pertemuan tingkat
pejabat tinggi, diteruskan dengan pertemuan tingkat menteri, dan diakhiri
dengan pertemuan tingkat kepala negara/pemerintahannya. Sementara itu, acara
puncak peringatan akan berlokasi di Bandung, tepatnya di Gedung Merdeka yang
sekarang disebut sebagai Gedung Asia Afrika. Gedung tersebut adalah lokasi
dimana Konferensi Asia Afrika dulu dilaksanakan pada 1955.
Sebagai
tuan rumah peringantan KAA ke-60, Indonesia telah menyiapkan keamanan super ketat
mulai dari pengawalan delegasi-delegasi negara yang menghadiri KAA, mensterilkan jalan-jalan protokol dengan
sistem buka tutup jalan yang akan dilalui peserta KAA, penjagaan yang serba
ketat di tempat-tempat yang akan dikunjungi peserta KAA oleh Paspampres,
polisi, dan TNI, hingga penutupan penerbangan umum di Bandara Halim
Perdanakusuma dan juga Bandara Husein Sastranegara yang akan digunakan sebagai
fasilitas utama para tamu negara peserta KAA. Selain pengamanan yang maksimal
Indonesia pun telah menyiapkan fasilitas-fasilitas lainnya untuk para peserta
KAA diantaranya mendapat fasilitas kendaraan mewah dimana setiap masing-masing negara
mendapatkan kendaraan sebanyak 12 unit dan dua unit motor gede. Dan juga
terdapat fasilitas penginapan hotel berbintang lima bagi para tamu peserta KAA
yang diantaranya disediakan kamar khusus ‘president suite’ yang dilengkapi keamanan
dengan kaca anti peluru. Tidak hanya itu, penyelenggaraan peringatan 60 tahun KAA
mendapat perhatian serius dari dunia. Tak kurang ribuan wartawan dalam dan luar
negeri meliput prosesi konferensi tingkat internasional itu. Atas dasar itu, Indonesia
telah menyiapkan fasilitas media center sangat penting disediakan guna mendukung
kelancaran proses liputan. Dari penyedian fasilitas-fasilitas tersebut itu
membuktikan bahwa Indonesia sebagai tuan rumah sangat siap memperingati KAA
ke-60, dengan ini akan berpengaruh menaikkan citra Indonesia dimata dunia yang
sukses menyelenggarakan acara Internasional tersebut.
Dalam
Perhelatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 tidak hanya semangat yang menggelora di antara petinggi kepala
negara dan pemerintahan negara kawasan Asia-Afrika saja tetapi sampai di dada masyarakat
Indonesia sebagai tuan rumah yang menambah suksesnya acara tersebut, hal ini
karena adanya peran masyarakat Indonesia khususnya warga kota Jakarta dan
Bandung yang ikut serta dan antusias yang sangat tinggi dalam mensukseskan
peringantan KAA ke-60 tersebut, hal ini terlihat dari banyaknya warga jakarta yang
rela berjalan kaki untuk sampai ke lokasi kerjanya saat KAA diadakan itu
merupakan penerimaan warga atas penyelenggaraan KAA 2015.
Selain warga Jakarta, warga kota Bandung memperlihatkan rasa bangga dan
semangat mereka dalam menggelar KAA ke-60 yang dimana puncak acara tersebut
akan dilaksanakan dikotanya. Banyak warga yang penasaran ingin menyaksikan
kedatangan para delegasi KAA dari Bandara Huseinsastranegara Bandung, ribuan
warga kota bandung dan para pelajar menyanyikan lagu "Halo-Halo
Bandung" saat menyambut kedatangan delegasi negara-negara peserta
Peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung. Lagu ciptaan
Ismail Marzuki ini dipilih sebagai pengganti ucapan selamat datang di Kota Bandung.
Untuk
puncak acara peringatan KAA ke-60 yang akan dilaksanakan di kota Bandung telah
disiapkan berbagai acara, diantaranya Jalan Sejarah (Historical Walk) dari
Hotel Savoy Homann menuju gedung merdeka, setelah itu akan ada penandatangan
Pesan Bandung (Bandung Message) secara simbolis. Selain itu peserta KAA sepakat
untuk memilih Bandung sebagai Ibu Kota Asia dan Afrika, karena memiliki sejarah
panjang dalam menginspirasi negara-negara di kedua benua tersebut dalam
memperoleh kemerdekaan. Dengan ini semoga kota Bandung akan semakin dikenal
dimata dunia internasional.
Setelah
Konferensi Asia Afrika 2015 resmi berakhir. Tiga dokumen penting lahir dari Penyelenggaraan
KAA tersebut. Salah satunya yang paling ditunggu adalah deklarasi kemenerdekaan
Palestina. Dua deklarasi lainnya adalah pesan Bandung dan Deklarasi Penguatan
kemitraan Strategis Baru Asia-Afrika. Ini merupakan suara kebangkitan
bangsa-bangsa Asia Afrika yang tidak bisa tergantikan oleh siapapun. Oleh sebab
itu, suara dan keputusannya tidak dapat diabaikan oleh siapa pun. Dan dengan
ini semoga negara Asia-Afrika dapat menggelorakan kembali inti perjuangan
Selatan-Selatan yaitu kesejahteraan, solidaritas, dan stabilitas negara-negara
Asia-Afrika.
Dari
hasil KAA 2015 tersebut tentunya masyarakat Indonesia dan masyarakat
negara-negara Asia Afrika lainnya berharap
meminta seluruh negara mengimplementasikan tiga dokumen hasil KAA ke-60.
Dengan hasil KAA yang cenderung normatif ini, menjadi tantangan tersendiri
bagaimana itu diimplementasikan negara-negara yang mengikuti KAA. Tidak boleh
berhenti di dokumen saja tapi harus direalisasikan jangan jadi pajangan. Apa
yang masih lemah harus diimplementasikan. Terlebih, Indonesia sebagai tuan rumah
harus menjadi contoh bagi negara lain untuk serius mengimplementasikan hasil
KAA tersebut bersama-sama. Setidaknya dengan cara itu Indonesia akan semakin
dipandang dan dihormati oleh negara lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar