Kata
Pengantar
Dengan
mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karuniaNya
yang diberikan kepada kita semua sebagai umatnya. saya dapat menyusun makalah
dengan judul “Konsep Dasar Dan
Pendekatan Dalam Desain Oraganisasi” untuk memenuhi mata kuliah Pengatar Manajemen.
Makalah yang disusun untuk mempelajari lebih
detail mengenai apa itu lingkungan organisasi, dan bagaimana cara mengelolanya.
Saya berharap informasi yang saya dapatkan tidak hanya untuk saya sendiri
melainkan untuk para pembaca sebagai ilmu untuk menambah wawasan .
Dalam
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih ,semoga makalah ini dapat
memberikan kontribusi positif dan memberikan manfaat dalam hidup kita nantinya
.Dari lubuk hati yang paling dalam, sangat disadari bahwa, makalah yang saya
buat masih jauh dari sempurna . Oleh sebab itulah tidak ada salahnya saya
mengharapkan berbagai kritik dan saran yang membangun untuk lebih baik
kedepannya.
Bandung, 15 Maret 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pengorganisasian
merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan
organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya dan lingkungan yang meliputinya.
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal
mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara
para anggota organisasi agar tujuann organisasi dapat dicapai dengan efisien.
Struktur
organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekansime formal dengan mana
organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau
posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, weweanang dan tanggung jawab yang berbeda
dalalm suatu organisasi. Adapun faktor-fakor utama yang menentukan perancangan
struktur organisasi adalah :
1.
Strategi organisasi untuk mencapai
tujuannya
2.
Teknologi yang di gunakan
3.
Anggota atau orang-orang yan terlibat
dalam organisasi
4.
Ukuran organisasi
Desain
organisai dinyatakan sebagai proses pembuatan keputusan yang dilakukan oleh
manajer untuk memilih struktur organisasi yang sesuai dengan strategi untuk
organisasi dann lingkungan tempat anggota organisasi melaksanakan strategi
tersebut. Desain organisasi menuntut manajer untuk melihat secara berssamaan ke
dalam organisasi dan keluar organisasi.
Dalam
pengembangan desain organisasi ada dua hal yang penting, pertama adalah perubahan
strategi dan lingkungan berlangsung dengan berlalunya waktu, desain organisasi
merupakan proses yang berkelanjutan. Kedua, perubahan dalam struktur termasuk
mencoba dan kemungkinan berbuat salah dalam rangka menyusun desain organisasi.
Manajer hendaknya memandang desain organisasi sebagai pemecahan masalah dan
mengikuti tujuan organisasi dengan gaya situasional atau kontingensi, yaitu
struktur yang ada di desain untuk menyesuaiakan keadaan organisasi atau sub
unitnya yang unik.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan struktur dan desain organisasi
?
2.
Apa saja hal-hal yang berhubungan dengan
pengorganisasian ?
3.
Bagaimana dimensi struktur organisasi ?
4.
Bagaimana model desain organisasi ?
5.
Apa saja faktor penting dalam mendesain organisasi ?
C.
Tujuan
Masalah
2.
Untuk mengatahui hal-hal yang
berhubungan dengan pengorganisasian.
3.
Untuk mengatahui apa saja dimensi struktur organisasi.
4.
Untuk mengatahui bagaimana model desain organisasi.
5.
Untuk mengatahui faktor-faktor apa saja
yang penting dalam mendesain organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur dan Desain Organisasi
Pada dasarnya, Struktur adalah
cara sesuatu disusun atau dibangun. Sedangkan organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya
minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan.Sehingga, Struktur Organisasi
adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian baik secara posisi maupun
tugas yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan. Ada beberapa bagian dari organisasi, yaitu:
1.
The Operating Core
Yang termasuk disini adalah para
pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar yang berhubungan dengan produksi
barang dan jasa.
2.
The Strategic Apex
Yang termasuk di dalam bagian ini
adalah manajer tingkat puncak (top management).
3.
The Middle Line
Yang termasuk di dalam bagian ini
adalah para manajer yang menjembatani manajer tingkat atas dengan bagian
operasional.
4.
The Technostructure
Yang termasuk dalam bagian ini
adalah mereka yang diserahi tugas untuk menganalisa dan bertanggung jawab
terhadap bentuk standarisasi dalam organisasi.
5.
The Support Staff
Yang termasuk disini adalah orang-orang
yang memberi jasa pendukung tidak langsung terhadap organisasi ( orang-orang
yang mengisi unit staff).
Struktur adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau aktivitas di
dalam organisasi. Struktur organisasi adalah hubungan antar para pegawai dan
aktivitas-aktivitas mereka satu sama lain serta terhadap keseluruhan, di mana
bagian-bagiannya adalah tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan atau fungsi-fungsi dan
masing-masing anggota kelompok pegawai yang melaksanakannya.
Struktur organisasi yang akan
dibentuk tentunya struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi yang baik
harus memenuhi syarat sehat dan efisien.Struktur organisasi sehat berarti
tiap-tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan peranannya dengan
tertib.Struktur organisasi efisien berarti dalam menjalankan peranannya
tersebut masing-masig satuan organisasi dapat mencapai perbandingan terbaik
antara usaha dan hasil kerja.
Desain dan Jenis-Jenis Struktur
Secara
garis besar desain organisasi terbagi dua, antra lain :
1.
Desain organisasi umum
a. Struktur
sederhana
Struktur sederhana adalah sebuah
struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang
kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit
formalisasi. Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha
kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama.Kekuatan dari
struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan,
kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas.
Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun
selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak memadai
tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah dan
sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di
puncak.
b. Birokrasi
Birokrasi adalah sebuah struktur
dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi,
aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke
dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang
sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando.
c. Struktur
Matriks
Struktur Matriks adalah sebuah
struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan
departementalisasi fungsional dan produk.Struktur matriks dapat ditemukan di
agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian dan
pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah,
universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan.
Pada hakikatnya, struktur matriks
menggabungkan dua bentuk departementalisasi: fungsional dan produk.Kekuatan
departementalisasi fungsional terletak, misalnya, pada penyatuan para
spesialis, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan
pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus untuk keseluruhan produk.Kelemahan
terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional yang
beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran.Departementalisasi
produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang berlawanan.
Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di antara para spesialis untuk
menyelesaikan tugas tepat waktu dan memenuhi target anggaran. Lebih jauh,
departementalisasi ini memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua kegiatan
yang terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan
kegiatan.Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut sembari menghindarkan
kelemahan-kelemahan mereka.
Karakteristik struktural paling
nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkan konsep kesatuan komando sehingga
karyawan dalam struktur matriks memiliki dua atasan –manajer departemen
fungsional dan manajer produk. Karena itulah matriks memiliki rantai komando
ganda.
2.
Struktur organisasi modern
a. Struktur
tim
Struktur tim adalah pemanfaatan tim
sebagai perangkat sentral untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan kerja.
Karakteristik utama struktur tim adalah bahwa struktr ini meniadakan
kendala-kendala departemental dan mendesentralisasi pengambilan keputusan ke
tingkat tim kerja. Struktur tim juga mendorong karyawan untuk menjadi generalis
sekaligus spesialis.
b. Organisasi
virtual
Organisasi virtual adalah
organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-fungsi utama bisnis secara
detail.
c. Organisasi
nirbatas
Organisasi nirbatas adalah sebuah
organisasi yang berusaha menghapuskan rantai komando, memiliki rentang kendali
tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim yang diberdayakan.
B.
Hal-hal
yang berhubungan dengan pengorganisasian
1.
SPESIALISASI KERJA
Spesialisasi kerja ialah pembagian
kegiatan pekerjaan ke dalam berbagai tugas-tugas yang terpisah. Spesialisasi
kerja juga biasa disebut pembagian kerja (division of labour). Tujuannya agar
individu tersebut dapat menguasai keahlian lain dalam upaya peningkatan output
kerja. Sekarang ini kita menggunakan istilah spealisasi kerja, untuk melakukan
sejauh mana tugas-tugas di organisasi itu di bagi-bagi menjadi sejumlah
pekerjaan sendiri. Inti dari spesialisasi adalah bahwa keseluruhan pekerjaan
tidak di kerjakan oleh satu orang tapi dipecah menjadi beberapa langkah dan
setiap langkah di selesaikan oleh orang yang berbeda. Karyawan individual
dispesialisasikan untuk melakukan sebagian aktifitas bukannya keseluruhan
aktivitas pekerjaan.
Selama paruh abad ke 20, para
manajer menganggap spealisasi kerja sebagai sumber penigkatan produktivitas
yang tidak akan pernah berakhir. Dan selama beberapa waktu memang begitu!
Karena spealisasi itu tidak d praktikkan secara luas,ketika spealisasi kerja
diimplementasikan, produktifitas karyawan meningkat. Namun, sebelum tahun 1960
an, menjadi jelas bahwa sesuatu hal yang baik dapat dilakukan secara
berlebihan. Dalam beberapa pekerjaan telah terlampaui titik di mana pemborosan
manusia akibat dari spealisasi kerja , kebosanan,kelelahan,stress, mutu yang
buruk, meningkatnya absensi dan tingginya pergantian karyawan-jauh mengalahkan
keuntungan ekonomisnya.Kebanyakan manajer zaman sekarang menganggap
spesialisasi kerja sebagai mekanisme perorganisasian yang penting, tetapi bukan
sebagaisumber produktivitas yang terus menerus meningkat.
2.
DEPARTEMENTALISASI
Departementalisasi adalah kegiatan
pekerjaan bersama yang harus dihimpun kembali sehingga berbagai pekerjaan yang
terpisah dapat dikoordinasikan dan diintegrasikan kembali. Bentuk
departementalisasi yaitu departemntalisasi Fungsional, departemntalisasi
Geografis, departemntalisasi Produk, departemntalisasi Proses, dan departemntalisasi
Konsumen. Departementalisasi adalah pengelompokan pekerjaan menjadi departemen
aktivitas pekerjaan yang serupa secara logis berhubungan., oleh karena itu
merupakan hasil keputusan manajer tentantg aktivitas tadi dibagi-bagi menjadi
tugas atau secara jelasnya adalah Proses pengelompokkan dan penamaan bagian
atau kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu.
Lima
bentuk umum departementalisasi
1.
Departementalisasi fungsional : mengelompokkan pekerjaan berdasarkan
fungsi yang di lakukan. Pendekatan itu dapat dilakukan dalam semua jenis
organisasi, walaupun fungsin-fungsinya berubah dalam rangka mencerminkan tujuan
dan kegiatan kerja organisasi
2. Departementalisasi produk : mengelompokkan
pekerjaan berdasarkan lini produk.dalam pendekatan ini, tiap bidang produk
utama di tempatkan di bawah wewenang manajer yang ahli dalam bidang itu dan
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang harus di lakukan terhadap lini
produk itu.
3. Departementalisasi geografis :
mengelompokkan pekerjaan berdasarkan berdasarkan wilayah atau geografis .
4. Departementalisasi proses : mengelompokkan
pekerjaan berdasarkan arus produk atau pelanggan , dalam pendekatan ini ,
kegiatan harus mengikuti arus pemrosesan alami produk atau bahkan pelanggan
5. Departementalisasi pelanggan :
mengelompokkan pekerjaan berdasarkan kelompok pelanggan yang mempunyai
kebutuhan atau masalah bersaing yang dapat sangat baik di penuhidengan
mempunyai tenaga spesialis pada masing-masing pelanggan itu.
Organisasi – organisasi besar sering
menggabungkan sebagian besar atau semua bentuk departementalisasi itu.
Misalnya, sebuah perusahaan elektronik besar di jepang mengorganisasi tiap-tiap
divisinya menurut lini funsional,mengorganisasi unit-unit pabrikasinya menurut
proses , unit-unit penjualannya menurut wilayah geografis,wilayah penjualan
menjadi empat pengelompokan pelanggan.
Dua tren departementalisasi adalah
meningkatnya penggunaan departementalisasi pelanggan dan pengunaan tim lintas
fungsi. Departementalisasi pelanggan digunakan untuk memantau kebutuhan
pelanggan dan lebih mampu menganggapi perubahan kebutuhan. Lintas fungsi itu
mampu memahami pelanggannya dan lebih cepat menganggapi permintaan mereka.
3.
RANTAI KOMANDO
Merupakan garis wewenang yang tidak
terputus yang membentang dari tingkatan atas organisasi hingga tingkatan paling
bawah dan menjelaskan siapa melapor kepada siapa.Wewenang merupakan hak yang
melekat pada posisi menejerial tertentu yang memberi tahu orang apa yang harus
dilakukan dan mengharapkan orang itu melakukannya.
Tanggung jawab merupakan kewajiban
untuk melaksanakan tugas apa saja yang dibebankan. Kesatuan Komando merupakan
prinsip menejemen yang menyatakan bahwa tiap-tiap orang harus melapor kesatu
menejer saja.
Kita tidak mungkin membahas rantai
komando tanpa membahas tiga konsep lain yaitu wewenang,tanggung jawab dan
kesatuan komando. Wewenang mengacu pada hak-hak yang melekat pada posisi
manajerial tertentu yang memberitahu orang apa yang harus dilakukan dan
mengaharapkan orang itu melakukannya . untuk mempermudah koordinasi dan
pengambilan keputusan , para manajer organisasi menjadi bagian dari rantai
komando itu dan di anugeragi dengan kadar wewenang tertentu guna memenuhi
tanggung jawabnya. Sewaktu para manajer mengoordinasi dan memadukan pekerjaan
para karyawan , para karyawan tersebut menanggung kewajiban untuk melaksanakan
tugas yang di bebankan. Kewajiban atau harapan untuk mkelaksanakan itu dikenal
sebagai tanggung jawab.Akhirnya prinsip kesatuan komando membantu melestarikan
konsep garis wewenang yang terus menerus.
4.
Rentang Kendali
Merupakan jumlah karyawan yang
dapat dikelola oleh seorang menejer secara efisian dan efektif. Pandangan
kontemporer mengenai rentang kendali mengakui bahwa ada banyak faktor yang
mempengaruhi jumlah karyawan yang memadai yang dapat dikelola seorang menejer
secara efisien dan efektif.Faktor itu meliputi keahlian dan kemampuan menejer
serta karyawan dan juga sifat pekerjaan yang sedang dikerjakan.
Contohnya, makin banyak latihan dan pengalaman yang dimiliki karyawan,
makin sedikit pengawasan langsung yang mereka perlukan. Oleh karena itu, para
menejer dengan karyawan yang terlatih dan pengalaman baik dapat berfungsi cukup
baik pada rentang yang lebih luas. Variabel kontingensi lainnya yang akan
menentukan rentang yang memadai mencakup kasamaan tugas-tugas karyawan,
kerumitan tugas itu, jarak fisik dengan bawahan, seberapa besar , prosedur
standarisasi yang diterapkan, kecanggihan sistem informasi, informasi
organisasi, kekuatan budaya organisasi, dan gaya yang disukai oleh manejer.
5.
Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi adalah memusatkan
seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada di posisi
puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pada
pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.
Kelemahan dari
sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di daerah
dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu
yang diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini
adalah di mana pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan
yang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan
dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat.
Desentralisasi adalah
pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer
atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi.
Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta
menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan
efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.
Pada sistem
pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem sentralisasi,
melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan sebagian wewenang
yang tadinya harus diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat di putuskan di
tingkat pemerintah daerah atau pemda. Kelebihan sistem ini adalah sebagian
besar keputusan dan kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah
tanpa adanya campur tangan dari pemerintahan di pusat. Namun kekurangan dari
sistem desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang
berlebihan di mana wewenang tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan
dan kelompok serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal
tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
C.
Dimensi
Struktur Organisasi
Dalam kasus-kasus tertentu, ahli organisasi
menggunakan pengukuran-pengukuran untuk
menjelaskan dimensi-dimensi dalam organisasi, diantaranya adalah :
a.
Ukuran : jumlah anggota dalam
organisasi.
b.
Komponen administratif : persentase
total jumlah anggota yang menjalankan tugas tanggung jawab administratif.
c.
Rentang kendali : jumlah bawahan yang
menjadi yanggung jawab seorang manajer.
d.
Spesialisasi : jumlah kekhususan yang
dilakukan dalam organisasi.
e.
Standardiasai : adanya prosedur-prosedur
untuk mengatur peristiwa yang berulang.
f.
Formalisasi : sejauh mana aturan-aturan
dan komunikasi yang dilakukan secara tertulis.
g.
Sentralisasi : konsentrasi wewenang
pengambilan keputusan.
h.
Kompleksitas : jumlah diferensiasi
vertikal, jumlah unit atau departemen.
i.
Delegasi wewenang : rasio antara jumlah
keputusan manajerial spesifik yang didelegasikan pucuk pimpinan, dan jumlah
yang diputuskan sendiri.
j.
Integrasi : kualitas kerja sama diantara
unit-unit yang dibutuhkan untuk menyatukan tujuan, atau rencana-rencana dan
umpan balik yang digunakan untuk mengkoordinasikan unit-unit.
k.
Diferensiasi : jumlah fungsi-fungsi
khusus yang dijalankan dalam organisasi, atau perbedaan dalam orientasi
kognitif dan emosional diantara pada menejer dari departemen yang berbeda.
D.
Model
Desain Organisasi
1.
Model organisasi mekanistik
Yaitu model yang menekankan
pentingnya mencapai produksi dan efisiensi tingkat tinggi. Henry Fayol
mengajukan sejumlah prinsip yang berkaitan dengan fungi pimpinan untuk
mengorganisasi dan empat diantaranya berhubungan dengan pemahaman model
mekanistik yaitu:
- Prinsip
Spesialisasi yaitu merupakan sarana terbaik untuk mendayagunakan tenaga
individu dan kelompok.
- Prinsip
Kesatuan Arah yaitu semua pekerjaan harus dikelompokkan berdasarkan
keahlian.
- Prinsip
Wewenang dan Tanggung jawab yaitu manager harus mendapat pendelegasian
wewenang yang cukup untuk melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya.
- Prinsip
Rantai Skalar yaitu hasil alami dari pelaksanaan ketiga prinsip sebelumnya
adalah rantai tingkatan manajer dari peringkat wewenang paling tinggi
sampai dengan peringkat paling rendah. Rantai scalar adalah jalur
keseluruhan komunikasi vertical dalam sebuah organisasi.
2.
Model Organik
Yaitu menekankan pada pentingnya
mencapai keadaptasian dan perkembangan tingkat tinggi. Desain organisasi ini
kurang mengandalkan peraturan dan prosedur, wewenang yang disentralisasikan
atau spesialisas yang tinggi.
Model organik desain organisasi
merupakan kontars dari model mekanistik. Karakteristik dan praktek organisasi
yang mendasari model organik sama sekali berbeda dari karakteristik dan praktek
yang mendasari model mekanistik. Perbedaan yang paling mencolok antara kedua
model itu berasal dari criteria keefektifan yang berbeda yang ingin diusahakan
sebesar-besarnya oleh masing-masing model. Jika model mekanistik berusaha untuk
mencapai efisiensi dan produksi secara maksimum, maka model organik berusaha untuk
mencapai keluwesan dan keadaptasian yang maksimum. Organisasi organik bersifat
luwes dan dapat beradaptasi dengan tuntutan perubahan lingkungan karena desain
organisasinya mendorong untuk lebih mendayagunakan potensi manusia.
E.
Faktor
Penting dalam Mendesain Organisasi
Desain organisasi telah menjadi inti
kerja manajerial karena usaha-usaha sebelumnya untuk mengembangkan teori
manajemen. Kepentingan keputusan desain telah menstimulasi minat yang besar
atas topik bahasan. Manajer dan pakar teori perilaku organisasi dan peneliti
telah berkontribusi terhadap apa yang disebut sebagai bahan bacaan yang dapat
dipertimbangkan. Manajer yang menghadapi perlunya mendesain struktur organisasi
adalah pada posisi kehilangan ide. Sangat berbeda, bahan desain organisasi
telah mempunyai sejumlah ide yang menimbulkan konflik yakni bagaimana suatu
organisasi didesain mengoptimalkan efektivitas
Cara
manajemen mendesain organisasi harus mengingat dimensi struktur organisasi.
Bagaimana kombinasinya mempunyai dampak langsung atas efektivitas individual,
kelompok dan organisasi itu sendiri. Manajer harus mempertimbangkan sejumlah
faktor ketika mendesain organisasi, di antar satu yang sangat penting adalah
teknologi, sifat kerja itu sendiri, karakteristik orang yang melakukan kerja,
tuntutan lingkungan organisasi, keperluan untuk menerima dan memproses
informasi dari lingkungan tersebut, dan keseluruhan strategi yang di pilih
organisasi untuk berhubungan dengan lingkungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Struktur organisasi adalah pola tentang hubungan
antara berbagai komponen dan bagian organisasi. Struktur organisasi-organisasi
memberikan kerangka yang menghubungkan wewenang karena struktur merupakan
penetapan dan penghubung antar posisi para anggota organisasi. Desain
organisasi merupakan proses perkembangan hubungan dan penciptaan struktur untuk
mencapai tujuan organisasi. Jadi struktur merupakan hasil dari proses desain.
Tiga
dimensi organisasi meliputi Kompleksitas, Formalisasi dan Sentralisasi.
Kompleksitas terdiri dari diferensisasi horizontal yang berorientasi pada
unit-unit dalam suatu organisasi seperti misalnya departemen. Sedangkan
diferensiasi Vertikal berorientasi pada level (jabatan) dalam suatu organisasi,
misalnya saja golongan (pangkat) pada PNS. Diferensiasi Spasial lebih
berorientasi pada lokasi (letak geografis) organisasi tersebut. Formalisasi,
yaitu sejauh mana organisasi menyandarkan dirinya pada peraturan
dan prosedur untuk mengatur perilaku dari para pegawainya. Sentralisasi, tingkat di mana pengambilan keputusan dikonsentrasikan
pada suatu titik tunggal di dalam
organisasi.
Adapun
dimensi-dimensi dalam organisasi terdiri dari Ukuran, Komponen administratif,
Rentang kendali, Spesialisasi, Standardiasasi, Formalisasi, Sentralisasi,
Kompleksitas, Delegasi wewenang, Integrasi, Diferensiasi.
Model
desain organisasi terdiri dari Organisasi mekanistik serta Organisasi Organik. Organisasi mekanistik Yaitu model
yang menekankan pentingnya mencapai produksi dan efisiensi tingkat tinggi.
Sementara, model organisasi organik yaitu menekankan pada pentingnya mencapai
keadaptasian dan perkembangan tingkat tinggi.
faktor
ketika mendesain organisasi, di antar satu yang sangat penting adalah
teknologi, sifat kerja itu sendiri, karakteristik orang yang melakukan kerja,
tuntutan lingkungan organisasi, keperluan untuk menerima dan memproses
informasi dari lingkungan tersebut, dan keseluruhan strategi yang di pilih
organisasi untuk berhubungan dengan lingkungan.
Daftar Pustaka
·
http://hendisuparman20.blogspot.com/2012/10/organisasi-organik-dan-organisasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar